Sabtu, 30 November 2013

Keberadaan Kesenian Tari Tayub Jawa Timur

Weekend santai dirumah dengan kinan, akhirnya bisa juga disempatkan Blogwalking ke tempat pak dhe cholik dimarkas blogcamp yang ada disini dan  menemukan artikel kuis beliau hari ini menggugah semangat saya untuk ikutan meramaikan kontes “Jambore On the Blog 2012 Edisi Khusus : Lestarikan Budaya Indonesia”. Kangen rasanya ikut kontes pak dhe yang membuat saya harus berpikir,melakukan kajian dan survey *jiah bahasanya…ilmiah sekali kesannya….yang pasti mencari referensi dan literatur atau juga belajar dari catatan sejarah tentang sesuatu. Ingat pesan pak dhe cholik  “Dalam membuat artikel atau menulis untuk kontes jangan terjun bebas”.Hmm…jadi ingat jaman kuliah dulu pas mengerjakan tugas menulis laporan atau artikel seperti ini. Maklum kuliah dijurusan komunikasi massa, kurang lebih belajarnya lebih banyak bersentuhan dengan hal hal sosial dan politik, dan yang pasti belajar tulis menulis yang pastinya harus ada 5 W + 1 H.
Saat Membaca pengumuman kuis ditempat Pak dhe tiba tiba ingat tugas jurnalistik radio yang pernah saya buat jaman dahulu. Di akhir semester kita diminta membuat sebuah narasi  dan juga wawancara dengan narasumber untuk sebuah acara radio yang direkam dalam sebuah kaset. Waktu itu saya mengangkat tema  tentang Kesenian Tari Tayub Tulungagung. Coba mengingat ingat lagi tentang tulisan saya waktu itu sambil sedikit browsing untuk memperluas pengetahuan saya tentang kesenian Tari Tayub Tulungagung dan kontroversinya.
Sebagai seorang anak yang dilahirkan disebuah kota kabupaten di Jawa, yaitu Tulungagung saya dari kecil sudah akrab dengan kesenian Jawa. Ditambah lagi kebetulan salah satu kakek saya dari pihak Ibu yang biasa saya sebut “Mbah Kung” sangat mencintai budaya jawa ini, beliau mahir sekali memainkan berbagai gamelan jawa seperti gendang, rebab, bonang,kenong,gambang, gender dan masih banyak lainnya. Masih ingat dirumah Mbah kung ini ada beberapa alat musik gamelan Jawa ini.Mbah kung saya ini jaman mudanya tergabung dalam sebuah perkumpulan kesenian dan sering manggung untuk pentas atau istilahnya “nabuh” pada banyak acara atau acara tayuban yang pada jaman jayanya dulu begitu marak. Bahkan diusia tuanya ini sering di undang untuk memberi latihan “nabuh” atau belajar gamelan jawa dikecamatan dimana beliau tinggal. Ditambah lagi bapak saya yang walaupun tidak terlalu mahir memainkan alat musik gamelan jawa, tapi beliau sangat mencintai budaya jawa. Saya masih ingat jaman SD saya sering diajak bapak nonton pertunjukan Ketoprak, Ludruk ataupun pertunjukan Wayang yang saat itu diadakan di gedung kesenian Desa atau kecamatan.Belum lagi kaset kaset uyon-uyon atau langgam jawa yang bertumpuk dan selalu di putar dirumah.
Saya mau jujur satu hal, bahwa saya terus terang tidak terlalu suka dengan kesenian ini, jiwa seni mungkin hanya seuprit ada didalam diri saya ditambah saya dilahirkan dan dibesarkan di era atau jaman yang sudah sedikit modern, jadi terus terang walaupun dulu waktu kecil saat SD dan SMP ikut les tari menari atau jaman kuliah mencoba ikutan UKM Karawitan dikampus, semuanya tidak bertahan lama karena ketidak tekunan saya.  Baiklah rasanya cukup panjang tulisan pembuka saya untuk artikel yang akan saya buat untuk kontes ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan jadi tambahan pengetahuan kita dan juga semakin mengukuhkan keberadaan dan kekayaan budaya Indonesaia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar